Tuesday 27 January 2009

Arti Sahabat !!!

Secara etimologi SAHABAT berasal dari kata Sohib yang berarti kawan yang senantiasa hadir,kapanpun dan dimanapun serta apapun yang terjadi.
Nah, kalo kita kaji secara abjadiah banyak interpretasi orang tentang sahabat, namun ada satu analisis yang paling bermakna terkait dengan arti sahabat tersebut.

Perhatikan di bawah ini ..


S = Solidaritas
A = Aktualitas
H = Harmonis
A = Akuntabilitas
B = Behavioris
A = Akrab
T = Tidak

1. Solidaritas
sahabat dikatakan sahabat ketika mampu mentransformasikan nilai solidaritas. Artinya adalah kekuatan komitmen yang terbangun oleh sahabat menjadi dasar untuk menjalankan solidaritas tersebut. Sehingga seperti pengantar di atas, apapun yang terjadi sabat senantiasa menjadi satu kesatuan yang integral dengan diri kita.

2. Aktualitas
Sahabat, tidak harus cerdas dan gagah. Melainkan mampu merasakan problem kekinian yang ada. Kenapa ? karena ketika sahabat tidak mengetahui problem kekinian dalam diri kita maka nilai integritas sahabat dan solidaritas akan semakin terkikis bahkan hilang. Sehingga sahabat haruslah senantiasa aktual.

3. Harmonis
Sahabat mungkin senantiasa hadir di selah-selah kehidupan kita, namun dinamika yang terjadi terkadang membuat kita saling mengedepankan ego. Sehingga resolusi untuk menghadapi dinamika tersebut adalah menciptakan harmonisasi dalam persahabatan kita. Karena bagaimanapun, perbedaan adalah kodrat manusia. Tapi bagaimana perbedaan tersebut menjadi nilai ke-sahabatan?. Bayangkan jika tidak ada harmonisasi dalam persahabatan!!tiap detik, tiap menit bahkan tiap jam pasti potensi konflik akan relatif besar.

4. Akuntabilitas
Yang paling penting dalam persahabatan adalah “pertanggungjawaban”. Terlepas dari presistensi negative terhadap komitmen kita pada sahabat,maka yang terpenting adalah bagaimana menjaga dan mempertanggungjawabkan segala bentuk komitmen yang terbangun antara kita dan sahabat kita. Akuntabilitas maksudnya adalah nilai tanggungjawab yang aplikasikan mempunyai manfaat buat sahabat.

5. Behavioris
Behavioris maksudnya adalah kondisi psikis antara kita dan sahabat senantiasa menjadi tolak ukur. Misalnya ketika kita mempunyai problem keluarga yang tidak bias diketahui oleh sahabat kita, maka sahabat yang mempunyai tingkat behavioris yang tinggi akan mengetahui dan memberikan usulan-usulan positif bagi kita. Terlepas dari ketidaktahuan dia terhadap problem kita.

6. Akrab
Sahabat juga harus akrab dalam menjalani persahabatan dalam hidup. Misalnya ketika kita diperhadapkan dengan lingkungan yang idealis, maka sahabat yang lingkungannya pragmatis atau hedonis harus mengerti komunikasi dengan baik. Yang terpenting dalam keakraban sahabat adalah komunikasi yang baik.

7. Tidak
Kata “tidak”,jika kita realisasikan dalam hidup maka yakinlah anda pasti berhasil dalam segala hal. Kenapa ?karena dalam kajian dialektika, sintesis menjadi berguna ketika mempunyai antitesis(lawan). Kalau kita berbicara “tidak” maka kita bicara pemberontakan. Permberontakan yang dimaksud adalah pemberontakan yang ingin mengacaukan bentuk solidaritas, aktualitas, harmonisasi, akuntabilitas, behavioritas, dan keakraban kita pada sahabat.

Wednesday 14 January 2009

Mengapa Diskursus Tentang Sejarah Hilang dari Tradisi ... ???

Upaya melakukan kajian terhadap sejarah yang ada di dalam tradisi klasik dari celah-celah ilmu-ilmunya hanya di orientasikan pada rekonstruksi ilmu-ilmu itu sendiri dari sisi bahwa eksplorasi sejarah merupakan tindakan praksis yang akan sempurna di dalam setiap tradisi. Vico juga telah berupaya mengeksplorasi tradisi Yunani, dan Romantisme dari celah-celah ilmu-ilmu bahasa dan sastra klasik. Apa yang telah dilakukan merupakan upaya untuk mengeksplorasi kesadaran sejarah dalam kesadaran kontemporer kita didasarkan atas tahapan sejarah di mana kita hidup di dalamnya pada masa sekarang ini sebagaimana yang dilakukan Concordet dan prediksinya atas masa depan manusia.

Konsekuensinya, generasi kita bertanggung jawab atas reformulasi dan rekonstruksi filsafat sejarah yang pertimbangannya menggunakan diskursus-diskursus sejarah klasik, reformulasi filsafat sejarah dalam pemikiran ibnu Khaldum, dan komplementasi perjalanannya sebagai kebebasan ekspresi pada kurun tujuh abad [dari abad ketujuh hingga abad keempat belas], di mana bukan merupakan masa Ibnu Khaldum. Hal itu juga dijadikan pelajaran oleh upaya-upaya kebangkitan modern sejak satu abad yang kita kobarkan pada abad ini. Semua itu merupakan materi baru untuk membangun filsafat sejarah baru.